Syaikh fadhil AL- Jaelani.
Beliau
adalah Keturunan Dari Sulthonul Auliya' Syaikh Abdul Qodir Al- Jaelani, Beliau
keturunan Ke- 25kakek beliu bernama Sayyid
Syarif al-Alim al-Muqtada bih wa al-Quthb al-Kamil asy-Syaikh Muhammad Shiddiq
Jalilaniy al-Hasaniy. Ayahnya bernama Sayyid Syarif al-Alim al-Allamah wa
al-Bahr al-Fahhamah Syaikh Muhammad Faiq Jailaniy al-Hasaniy.
Semenjak kecil Beliau didik Oleh ayah dan Kakek beliau, setelah itu beliau Pindah di Makah Al- Mukaromah beliau mendapatkan Gelar Doktoral dari Jamiyah Kohiroh Mesir. Beliau Adalah Ulama' Yang berasal dari Turki. Salah Satu Peneliti Manuskrip" Islam. Terutama Manuskrip Syaikh Abdul Qodir Al- Jaelani yang mempunyai Ratusan Karangan Kitab yang hilang beratus-ratus tahun yang Lalu, Penemuan karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani oleh cucu ke-25-nya sendiri, Syekh Dr. Muhammad Fadhil, membuat dunia akademik dan pengamal tarekat/tasawuf terkagum-kagum. Bagaimana tidak? Naskah ini selama 800 tahun menghilang dan baru ditemukan secara utuh di Vatikan. Berikut adalah penuturan Syekh Fadhil dalam pembukaan kitab Tafsir Al-Jailani yang ditelitinya:
“Saya tumbuh besar di bawah pendidikan kakek saya Sayyid Syarif al-Alim al-Muqtada bih wa al-Quthb al-Kamil asy-Syaikh Muhammad Shiddiq Jalilaniy al-Hasaniy. Ayah saya bernama Sayyid Syarif al-Alim al-Allamah wa al-Bahr al-Fahhamah Syaikh Muhammad Faiq Jailaniy al-Hasaniy.
Setelah saya mendatangi Madinah Munawwarah dan tinggal di kota ini, saya pun mulai mencari kitab-kitab Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy Radhiyallahu 'Anhu pada tahun 1977 M di Madinah al-Munawwarah dan kota-kota lainnya sampai tahun 2002 M.
Setelah tahun itu, saya menghabiskan seluruh waktu saya untuk mencari kitab-kitab sang Syaikh Radhiyallahu 'Anhu, dan sampai hari ini saya masih terus melanjutkan pencarian itu. Manuskrip yang berisis 30 Juz penuh ini tersimpan secara baik di perpustaan. Sungguh saya sangat bergembira dan bersyukur kepada Allah SWT ketika saya mengetahui bahwa jumlah lembaran tulisan karya kakek saya Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy radhiyallâhu 'anhu yang berhasil saya kumpulkan mencapai 9.752 lembar. Jumlah itu tidak termasuk tulisan-tulisan yang akan kami terbitkan saat ini dan beberapa judul yang hilang. Tentu saja, semua ini membuat saya sangat gembira dan bangga tak terkira kepada kakek saya Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy r.a..
Semenjak kecil Beliau didik Oleh ayah dan Kakek beliau, setelah itu beliau Pindah di Makah Al- Mukaromah beliau mendapatkan Gelar Doktoral dari Jamiyah Kohiroh Mesir. Beliau Adalah Ulama' Yang berasal dari Turki. Salah Satu Peneliti Manuskrip" Islam. Terutama Manuskrip Syaikh Abdul Qodir Al- Jaelani yang mempunyai Ratusan Karangan Kitab yang hilang beratus-ratus tahun yang Lalu, Penemuan karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani oleh cucu ke-25-nya sendiri, Syekh Dr. Muhammad Fadhil, membuat dunia akademik dan pengamal tarekat/tasawuf terkagum-kagum. Bagaimana tidak? Naskah ini selama 800 tahun menghilang dan baru ditemukan secara utuh di Vatikan. Berikut adalah penuturan Syekh Fadhil dalam pembukaan kitab Tafsir Al-Jailani yang ditelitinya:
“Saya tumbuh besar di bawah pendidikan kakek saya Sayyid Syarif al-Alim al-Muqtada bih wa al-Quthb al-Kamil asy-Syaikh Muhammad Shiddiq Jalilaniy al-Hasaniy. Ayah saya bernama Sayyid Syarif al-Alim al-Allamah wa al-Bahr al-Fahhamah Syaikh Muhammad Faiq Jailaniy al-Hasaniy.
Setelah saya mendatangi Madinah Munawwarah dan tinggal di kota ini, saya pun mulai mencari kitab-kitab Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy Radhiyallahu 'Anhu pada tahun 1977 M di Madinah al-Munawwarah dan kota-kota lainnya sampai tahun 2002 M.
Setelah tahun itu, saya menghabiskan seluruh waktu saya untuk mencari kitab-kitab sang Syaikh Radhiyallahu 'Anhu, dan sampai hari ini saya masih terus melanjutkan pencarian itu. Manuskrip yang berisis 30 Juz penuh ini tersimpan secara baik di perpustaan. Sungguh saya sangat bergembira dan bersyukur kepada Allah SWT ketika saya mengetahui bahwa jumlah lembaran tulisan karya kakek saya Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy radhiyallâhu 'anhu yang berhasil saya kumpulkan mencapai 9.752 lembar. Jumlah itu tidak termasuk tulisan-tulisan yang akan kami terbitkan saat ini dan beberapa judul yang hilang. Tentu saja, semua ini membuat saya sangat gembira dan bangga tak terkira kepada kakek saya Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy r.a..
Ada sebuah pengalaman menakjubkan yang saya alami ketika saya mendatangi negeri Vatikan untuk mencari karya-karya sang Syaikh di perpustakaan Vatikan yang termasyhur. Ketika saya memasuki negara Vatikan, petugas imigrasi bertanya kepada saya tentang alasan saya mengunjungi Perpustakaan Vatikan.
Pertanyaan itu dijawab oleh seorang kawan asal Italia yang
mendampingi saya dengan mengatakan bahwa saya sedang mencari buku-buku karya
kakek saya Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy. Saya kaget ketika tiba-tiba saja,
petugas itu langsung berdiri dan berhormat seraya berkata: "Ya, ya, Sang
Filsof Islam, Abdul Qadir al-Jailaniy."
Setelah saya memasuki Perpustakaan Vatikan, saya menemukan pada
katalog perpustakaan dan beberapa buku yang ada di situ sebuah tulisan dalam
Bahasa Italia yang berbunyi: "Filsuf Islam", dan dalam Bahasa Arab:
"Syaikh al-Islâm wa al-Muslimîn".
Dua gelar ini tidak pernah saya temukan di semua perpustakaan yang
ada di tiga benua kecuali hanya di sini. Di Perpustakaan Vatikan saya juga
menemukan sebuah tulisan tentang Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy yang berbunyi:
"Sang Syaikh Radhiyallahu 'Anhu membahas tiga belas macam ilmu."
Kisah ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua. Bagaimana
mungkin, karya-karya monumental Syekh Abdul Qadir Al-Jailani justru tersimpan
rapi di perpustakaan eropa? Kemana saja ahli-ahli sejarah kita? Mengapa karya
sehebat itu “hilang” selama berabad-abad? Jangan-jangan selama ini lebih fasih
orang Katolik mempelajari karya-karya Syekh Abdul Qadir Jailani daripada kita
yang setiap bulan ikut Manaqib Syekh Abdul Qadir? Dari ratusan ini baru
28 manuskrip yang telah beliau pegang dan 14 manuskrip yang telah beliau telaah
dan kemudian disalin. Dari sekian banyak tulisan yang berhasil beliau ungkap,
ada satu karya yang amat menakjubkan yakni Tafsir Al-Jailani. Selama ratusan
tahun karya wali agung tidak tercium namanya dan kini telah berhasil muncul
mendunia sebagai tuntunan umat islam khusunya pecinta Syekh Abdul Qodir
Al-Jailani.Dalam penelitianya telah mengunjungi 32 Negara Termasuk Prancis,
itali, jerman,ini adalah kabar gemira untuk Genarasi Islam Agar tetap
Semangat Dalam Belajar Khususnya Syari't Islam, Supaya Kejayaan Islam Bisa
direbut kembali setelah beratus- ratus tahun dinikmati dan diteliti oleh
Mereka(baca Selain Agama Islam) semoga Usaha beliau untuk mendapatkan Manuskrip
karangan beliau sulthonul Auliya' Syikh Abdul Qodir jaelani segera
terselesaikan supaya kita dapat kembali mempelajari dan mengkajinya. Dalam
kesempatan Ini Pada Haul Masyaikh PP. Langitan Widang Tuban sebelum ke langitan
beliau Juga Berkunjung di PP. Mambaus Sholihin Suci Manyar Gresik di ndalem Beliau
Syaikh Masbuhin Faqih, Beliau Mengijazahkan Semua Kitab yang Sudah ditemukan
kepada seluruh Masyayikh dan para santri serta Masyarakat Umum untuk
Dipelajari, Beliau Berpesan Agar Selalu Mendoakanya agar diberi Umur panjang
sehingga dapat menyelesaiakn penelitianya, dan ketika Membaca sholawat Jangan
lupa Untuk menambahkan kata SYAIDUNA untuk menunjukan Ahlak kita kepad
a Baginda Nabi Muhammad S.a.w dan juga Lafal WASALLAM karena Dalam ayatnya
a Baginda Nabi Muhammad S.a.w dan juga Lafal WASALLAM karena Dalam ayatnya
إِنَّ اللَّهَ وَ مَلَئكتَهُ
يُصلُّونَ عَلى النَّبىِّ يَأَيهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صلُّوا عَلَيْهِ وَ
سلِّمُوا تَسلِيماً
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi;
wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu kepadanya dan
ucapkan salam kepadanya.” (Al-Ahzab/33: 56) dan usahakan setiap hari
mambaca sholawat sebanyak 313yang dinidbatkan pada Ahli badar.
Comments
Post a Comment